MAKALAH
PROFIL
NABI MUHAMMAD SAW
Guna
memenuhi tugas:
SEJARAH
PERADABAN ISLAM
Prof.Drs.H.
Mujiyono Abdillah MA

Disusun
oleh :
Sofiani
Novi Nuryanti (132211078)
FAKULTAS
SYARI’AH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
A. PENDAHULUAN
a. Latar
belakang
Nabi
adalah manusia biasa yang juga terdiri dari unsur-unsur materi, berasal dari
air dan tanah melalui proses alami antara Rahim dan tulang belakang, iapun
mengalami getirnya kehidupan sebagaimana layaknya manusia lainnya. Hanya saja
pada pergolakan hidup Nabi tampak kecenderungan pada keindahan, keadilan dan
keluhuran kasih dengan kehidupan rohani. Tingkah lakunya melukiskan langkah
kebajikan yang indah dan mewangi, menunjukkan keistimewaan lebih mencorong. Apabila
seseorang berhasil menyentuh melalui pemikiran masa-masa sejarah nubuat serta
mempelajari biografinya, tentulah ia akan melihat sesuatu yang bermanfaat yang
bernilai berikut hasil-hasil yang teramat penting. Dengan menelusuri hakikat
dan kenyataanya dapatlah diketahui bahwa sejarah hidup manusia dan potret
biografinya merupakan suatu gambaran hakikat rohani. Adapun tokoh-tokoh manusia yang luhur nan agung itu diketuai
oleh “ Muhammad bin Abdullah” yang telah mengangkat tangannya dipadang pasir
negri hijaz, menunjukkan gemerlapan cahaya suluh kudus diatas jalan dan pada
puncak menara kepada kaumnya yang sedang dilanda kesesatan. Maka dari itu untuk
lebih mengetahui kehidupan Nabi Muhammad SAW kami akan memaparkan secara
ringkas.
b. Rumusan
masalah
1. Profil
Nabi Muhammad SAW
2. Apakah
benar Nabi Muhammad Nabi yang ummiy?
3. Apakah
nabi Muhammad seorang pemimpin politik atau spiritual?
c. Tujuan
1. Mengetahui
profil Nabi Muhammad SAW
2. Mengetahui
apa maksud dari ke-ummiyan Nabi Muhamad dan benarkah nabi Muhammad itu ummiy
dan hikmah dari ke-ummiyan tersebut.
3. Mengetahui
apakah Nabi Muhammad seorang pemimpin politik ataukah spiritual.
B. PEMBAHASAN
a. Profil
nabi Muhammad SAW
Muhammad
SAW lahir dimekah disuatu tempat yang dikenal dengan Suqul lall, pada hari
senin pagi 12 Rabi’ul awal tahun gajah, yaitu tahun dimana pasukan gajah
kemekah dibawah pimpinan Abrahah Al-Asyram, raja yaman, untuk mengahncurkan ka’bah
bertepatan dengan tanggal 20 agustus 570 Miladiyah[1],
dan Nabi Muhammad meninggal di madinah
al-munawarah pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau bertepatan
dengan tanggal 8 Juni 632 masehi.[2]
Nabi Muhammad SAW adalah anggota bani hasyim dari suku Quraisy.
Nasab
Nabi Muhammad dari ayahnya adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Mutholib,
bin Hasyim, bin Abdi Manaf, bin Qushai, bin Kilab, bin murrah, bin Ka’ab, bin
Lu’ai, bin Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin Annazhar, bin Kinanah, bin
Khuzaimah, bin Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin
Adnan.[3]
Dan nasab dari ibu beliau adalah Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf
bin Zuhrah bin Kilab. Nasab ayah dan ibu beliau bertemu didatuk beliau yang
kelima yaitu kilab.[4]
Nabi
Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena Abdullah meninggal dunia tiga bulan
setelah dia menikahi Aminah pada waktu beliau berumur 18 tahun. Muhammad
kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimatus Sa’diyah. Setelah itu kurang
lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya, ketika berumur enam
tahun beliau menjadi yatim piatu, Setelah aminah meninggal pada umur 30 tahun
di abwa. Abdul Muthalib sang kakek yang telah berumur 120 tahun mangambil alih
tanggung jawab merawat Muhammad. Namun dua tahun kemudian, tepatnya ketika Nabi
Muhammad berumur 8 tahun Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta. Tanggung
jawab selanjutnya beralih pada pamannya, yang mengasuh dan melindungi beliau
sampai beliau menjadi Rasul-NYA.[5]Beliau
sempat diasuh oleh delapan wanita yaitu: Aminah, tsuwaibah Al-Aslamiyah,
khaulah Binti Al-Mundzir, Halimah Assa’diyah, dan juga tiga orang wanita
suka relawan yang berbudi luhur, serta ummu aiman. Dan yang terlama mengasuhnya
adalah Halimah Assa’diyah.
Ketika usia muda Nabi Muhammad hidup sebagai
penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk mekah. Pada umur 9 tahun,
beliau berlayar ke syam untuk berdagang. Dalam perjalanan di kota Bushra di
sebelah selatan syiria, ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairo,
pendeta ini mengetahui tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad sesuai dengan
petunjuk cerita-cerita Kristen , lalu pendeta itu menasihati paman Nabi
Muhammad agar jangan terlalu memasuki syiria sebab dikhawatirkan orang Yahudi
mengetahui tanda-tanda itu dan akan berbuat jahat kepadanya.
Ketika
usia dua puluh lima nabi kembali melakukan perjalanan ke syam membawa
barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Setelah
dua bulan kepulangan Nabi SAW dari syam menikah dengan khadijah yang berumur 40
tahun dan Nabi Muhammad dikaruniai enam orang anak : Qasim, Abdullah, Zaenab,
Ruqayyah, Ummu Kulsum, dan Fatimah. Kedua putranya meninggal pada waktu kecil.
Ketika
beliau berumur 35 tahun beliau bersatu dengan kaum Quraisy untuk memper baharui
ka’bah dan beliau memberikan solusi peletakan hajar aswad pada tempatnya.
Beliau terkenal di kaumnya dengan sifat-sifat mulia dan terpuji mereka sangat
mencintai beliau sehingga mereka memberi gelar Al-Amin.
Pada
umur 40 tahun beliau suka menyendiri untuk menjalankan ibadah di gua hira,
beberapa kilometer di utara mekah. Dan pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M
malaikat jibril menyampaikan wahyu yang pertama yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5,
lalu di susul dengan turunnya wahyu kedua yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7 dan
pada umur 40 pula beliau diangkat sebagai Rasul.
Rosulullah
SAW menikah dengan 15 orang istri, beliau memasuki hubungan suami istri dengan
13 orang dan dua orang lainnya dicerai sebelum digaulinya, ketika beliau pulang
kerahmatullah meninggalkan 9 istri. adapun istri-istrinya adalah:[6]
1. Khadijah
bin khuwailid
2. Saudah
binti zum’ah
3. Aisyah
binti Abu Bakar
4. Hafsah
binti Umar bin Khattab
5. Bekas
istri Kinanah bin Abi Haqiq
6. Zaenab
binti Khizaimah
7. Zainab
binti Jahasy
8. Ramlah
binti Abi Sofyan (umi habibah)
9. Salamah
binti Abi Umayyah bin Al-Mughiroh Al-Makhzumiyah
10. Maemunah
binta Harits
11. Shafiyah
binti Hayyi bin Al-Akhtab
12. Juwairiyah
binti Al-Harits bin Abi Dhihar
13. Khaulah
binti Hakiem
14. Umrah
(dicerai sebelum digauli)
15. Aminah
binti An-nu’man (dicerai sebelum digauli)
b. Benarkah
Nabi Muhammad SAW sebagai Nabiyyul Ummy?
Jika wahyu dimaknai sebagai 'kalimat'
yang langsung dari Tuhan kepada nabi lewat Jibril (entah bagaimana mekanisme
transfernya), ke-ummiy-an nabi menjadi logis. Guna menjaga originalitas pesan
Tuhan, ke-ummiy-an merupakan 'cara' Tuhan agar tidak tercampurnya
kalimat-kalimat Tuhan (melalui Jibril) dengan pemikiran pribadi nabi. Namun, apakah
masih logis, untuk sebuah 'pesan' yang berbobot dari Tuhan kepada manusia,
disampaikan lewat seorang yang ummiy. Bukankah sebelum kita menyampaikan
sesuatu kepada orang lain adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk memahaminya
terlebih dahulu. Belum lagi, dalam perjalanannya, penyampaian wahyu kepada umat
tak jarang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dikalangan umat yang membutuhkan
jawaban dan penjelasan logis dan berbobot (sesuatu yang akan sulit jika
dilakukan oleh orang yang ummiy).
Jika wahyu di maknai lain, sebuah ilham,
sebuah inspirasi dan kemampuan membaca gejala alam, maka sangat mustahil
seorang yang ummiy mampu 'membaca' semua kejadian di alam semesta, kemudian
disusun dalam kalimat-kalimat dengan redaksional yang indah dan makna yang berbobot.
Fakta lain, kemampuan nabi (sebagai pemimpin ummat) dalam melakukan 'manajemen'
umat dengan segala kompleksitasnya sudah sangat teruji. Sesuatu yang mustahil
dilakukan tanpa pengetahuan.
Informasi-informasi pra Islam, yang
diterima oleh nabi, yang turut mewarnai era sesudahnya (Islam) sangat mungkin
karena pergaulan nabi dengan tokoh-tokoh intelektualitas nasrani disekitarnya.
Perkawinannya dengan Khotidjah (yang masih kerabat) 'mempertemukan' Muhammad
dengan seorang intelektual nasrani (paman Khotidjah), seorang penganut Isa.
Nabi (sebagaimana manusia lainnya) dalam perjalanan hidupnya mengalami tahapan
proses transfer pengetahuan. Kegalauannya terhadap kondisi umat menunjukkan,
bahwa dia seorang yang memiliki kepekaan dan sekaligus intelektual. Gerakannya
melakukan 'pembaharuan' tatanan sosial yang carut-marut (ditengah hadirnya
risalah Isa) sebentuk 'pertanggungjawaban' nabi atas 'pengetahuan' yang
dimiliknya terhadap dinamika masyarakat. Sesuatu yang lumrah dan banyak dialami
oleh seorang intelektual. Nabi seorang yang sangat cerdas, melebihi gelar
akademik professor untuk era sekarang.
Sungguh naif, jika sekelompok orang menjadikan ke-ummy-an nabi sebagai
tameng untuk meyakinkan keaslian ayat-ayat suci. Rasulullah saw. tidaklah buta
huruf, melainkan beliau adalah orang yang terpelajar, pandai membaca dan
menulis. Rasulullah SAW tidaklah buta huruf, melainkan beliau adalah orang yang
terpelajar, pandai membaca dan menulis. setidaknya ada 11 poin alasan-alasan :
1. Rasulullah
tumbuh di lingkungan para pembesar, priyayi (al-Asyraf), maka tentulah beliau
bisa membaca dan menulis sebagaimana anak-anak priyayi pada umumnya,
2. Pada
saat Shulhu-Hudaibiyah, disebutkan bahwa beliau menghapus gelar
"Rasulillah (Utusan Allah)" yang dituliskan oleh 'Ali bin Abi Thalib,
kemudian menggantinya (didasarkan pada redaksi hadits "Katabahu
Badalan") dengan "Ibni Abdillah (Anak Abdullah)". Bagaimana bisa
beliau mengoreksi dan mengganti jika beliau Ummiy?
3. Sama
seperti kasus di atas, beliau juga pernah mengoreksi surat yang dituliskan oleh
Mu'awiyah. Bagaimana bisa beliau mengoreksi dan mengganti jika beliau Ummiy?
4. Tafsir
lafadz di dalam al-Quran tentang "Ummiy" bukan berarti "Buta
Huruf", melainkan laqob bagi orang-orang yang tinggal di Ummul Quro. Ummul
Quro adalah sebutan bagi Kota Makkah. Jadi, maksud Ummiy bukan buta huruf kan?
5. Yang
dimaksud al-Quran bahwa beliau tidak membaca kitab (buku) adalah Kitab-kitab
agama Samawiy (Yahudi - Nasrani) terdahulu, semisal Injil maupun Taurat.
menekankan bahwa beliau memang benar-benar tidak terpengaruh ajaran Yahudi
Nasrani saat itu, bukan berarti beliau buta huruf. Iya kan?
6. Dalam
Ali 'Imron 184 disebutkan bahwa Allah ta'ala mengutus Rasulullah untuk
membacakan Kitab-Nya, Wahyu, kepada umat mu'minin. Bagaimana bisa seseorang
yang diutus untuk membacakan ayat, apalagi mengajarkannya, tetapi dia buta
huruf?
7. Bagaimana mungkin Khadijah, seorang pedagang besar (eksportir),
memercayakan dagangannya kepada seseorang yang Ummiy?
8. Kota Makkah bukanlah dusun kecil, melainkan kota besar yang
berperadaban, merupakan kota lalu lalangnya perdagangan antar suku, antar
negeri, internasional. Mana mungkin di kota yang semaju ini orang-orangnya buta
huruf?
9. Sebagai pengasuh, Abu Thalib sangat mencintai Rasulullah
selayaknya anaknya sendiri. Lalu bagaimana bisa, Abu Thalib tidak mengajarkan
membaca atau menulis kepada Rasulullah, sedangkan Ali diajarinya?
10. Nabi Musa adalah orang
yang terpelajar, maka bagaimana bisa Nabi Muhammad lebih utama (afdholu) dari
Nabi Musa jika beliau Ummiy?
11. Disebutkan di dalam
Mawaqitus Shalat karya al-Bukhari, bahwa Rasulullah memiliki madrasah, yakni
as-Shuffah, di dalamnya diajarkan tentang ilmu, membaca dan menulis, Wahyu,
sehingga lahirlah para dai dari madrasah beliau ini. Masing-masing lulusannya
mulai diutus ke dusun-dusun untuk berdakwah, mengajar, masing-masing orang
mengajar sepuluh orang. Bagaimana bisa beliau mengajar dan menjadi pendidik
sesukses ini bila beliau Ummiy?[7]
Selama ini kita difahamkan bahawa ummiy itu bererti
orang yang tidak tahu membaca dan menulis, atau dalam istilah lain, buta huruf.
Jika begitu fahaman kita artinya kita menganggap baginda orang yang tidak
belajar atau seorang yang bodoh. Jika ummiy kita bahaskan perkataan ummiy
didasarkan kepada “ibu”, maka :
a. Ibu
kalau dibahaskan secara lahir ia merupakan punca zuriat kerana ibu melahirkan.
Jika tidak ada ibu, mana mungkin dapat melahirkan zuriat.
b. Ibu
secara batin atau maknawi pula mempunyai arti yang lebih hebat. Ibu dan ayah
pada diri kita ialah akal dan roh. Tanpa akal dan roh, tiada arti apa-apa.
Sebab itulah Allah terus bagi ilmu pada Rasulullah tanpa menggunakan alat.
Itulah sebabnya Rasulullah dikatakan ummiy iaitu belajar secara terus dari
Tuhan. Allah terus campakkan ilmu pada ibu dirinya yaitu akal dan rohnya. Oleh
itu salah besarlah jika dikatakan Rasulullah tidak belajar.
Allah memproses hamba-hamba yang dikehendaki-Nya
dengan cara dipandaikan tanpa melalui proses belajar secara biasa. Itulah
sebenarnya mukjizat Rasulullah yang cukup agung dan hebat. Ummiy itu adalah
lambang kebesaran Rasulullah sebenarnya. Layaklah Rasulullah itu dikatakan ibu,
kerana baginda ialah ibu segala ilmu, ibu segala kebaikan, ibu kepada
perjuangan, ibu kasih sayang, ibu perpaduan dan lain-lain lagi kerana dari pada
segala ibu itulah, lahir ilmu, kebaikan, perpaduan, kasih sayang, perjuangan
dan lain-lain. Yang membenarkan dan melayakkan lagi baginda menjadi ibu
berlandaskan gelaran ummiy tersebut ialah kerana rohnya atau Nur Muhammad
adalah ciptaan Tuhan yang pertama. Dan dari kerana kebesaran dan
kemuliaan Nur Muhammad inilah diciptakan langit dan bumi, hewan, tumbuhan,
Syurga, Neraka dan lain-lain. Begitulah hebat dan mulianya Rasulullah hingga
Baginda dilantik menjadi Penghulu manusia dan namanya diangkat sebaris dengan
nama Tuhannya.
c. Apakah
Nabi Muhammad sebagai pemimpin politik dan spiritual ?
Banyak orang yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad
merupakan pemimpin spiritual dan politik, pandangan itu merupakan pandangan
yang tradisional, karena pada dasarnya Nabi Muhammad merupakan seorang pemimpin
spiritual atau pemimpin agama. Indikasi-indikasi yang dapat dijadikan
tolak ukur adalah Nabi SAW tidak memiliki pola / sistem politik yang bagus dan
masih bersistem sederhana, Islam tidak memiliki sistem politik yang teguh dan
Islam hanya memiliki nilai-nilai dasar politik Islam.
Setiap tindakan politik dalam Islam
lebih menekankan moralitas dan etika demi kebaikan bersama dan tegaknya nilai-nilai keadilan sosial
dalam Islam. Karena
itu Islam tidak pernah menyisihkan
peranan politik. Melainkan sebaliknya menganjurkan
setiap pemeluknya untuk terlibat secara aktif dalam membangun perubahan
sosial.[8]
Sehingga nilai-nilai ideal dalam Islam
dapat membumi ke tengah masyarakat. Nilai-nilai dasar politik yang dimiliki
islam dalam Al-Qur’an dan hadits adalah :[9]
a.
Al-Qur’an
1.
Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat.
2.
Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah
ijtihadiyah.
3.
Kemestian menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara
adil.
4.
Kemestian mentaati Allah dan Rasulullah serta Uli al-Amri
5.
Kemestian mendamaikan konflik antar kelompok dalam
Masyarakat Islam
6.
Kemestian mempertahan kedaulatan negara dan larangan
melakukan agresi
7.
Kemestian mementingkan perdamaian dari pada permusuhan
8.
Kemestian meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan
keamanan
9.
Keharusan menepati janji
10.
Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa
11.
Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat.
b.
Hadits
1.
Keharusan mengangkat pemimpin
2.
Kemestian pemimpin untuk bertanggung jawab atas
kepemimpinannya.
3.
Kemestian menjadikan kecintaan dalam persaudaraan sebagai dasar
hubungan timbal balik antara pemimpin dengan pengikut.
4.
Kemestian pemimpin berfungsi sebagai perisai.
5.
Kemestian pemimpin untuk berlaku adil.
C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Muhammad SAW lahir dimekah disuatu tempat yang
dikenal dengan Suqul lall, pada hari senin pagi 12 bulan Rabi’ul awal pada
tahun gajah dan dan beliau wafat pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12
hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Beliau mempunyai 15
orang istri dan 6 orang anak. Beiau diangkat menjadi seorang rasul ketika umur
40 tahun.
Nabi Muhammad bukanlah seorang yang ummiy, melainkan
beliau bisa membaca dan menulis dengan pengajaran bukan seperti seorang manusia
biasanya, melainkan beliau belajar dengan luar biasa. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa beliau merupakan seorang pemimpin spiritual (agama) dan
politik namun pemikiran tersebut merupakan pemikiran yang tradisional, Nabi
Muhammad merupakan seorang pemimpin spiritual.
b. Kritik
dan saran
Demikianlah makalah tentang profil Nabi Muhammad yang
telah kami paparkan. Kami menyadari makalah jauh dari sempurna maka dari itu
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan
bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR
PUSTAKA
Khalil
yasien, Asy Syaikh,1995, Muhammad dimata cendekiawan barat,Jakarta :Gema
Insani Press
Yatim,Badri.1993.
sejarah peradaban islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Abdul Jabbar, umar. Khulasoh nurul yakin
.Surabaya: Maktabah Ibnu Ahmad Nabhan
Al-Muhibbin.2011.Terjemah
Khulasoh Nurul yakin ringkasan sejarah hidup Nabi Muhammad SAW. Al-muhibbin
learning center
Nasr,
sayyed husein.1995. Kekasih alloh Muhammad ( kedalaman spiritual dan arti
batiniah berbagai episode kehidupannya). Jakarta : PT. raja grafindo
Jakarta
http://st287586.sitekno.com/article/10333/nilainilai-dasar-politik-dalam-islam.html
[1]
Asy-Syaikh Khalil Yasin, Muhammad dimata cendekiawan barat, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995) hal. 24
Menurut fernan 12 Rabi’ul Awal dalam bukunya yang
berjudul “maasy syarq” mengatakan bahwa beliau dilahirkan pada 20 agustus 569.
Palmer dari inggris dalam terjemahan Al-Qur’annya menyatakan bahwa beliau
dilahirkan pada 20 ailul (September) 571 M, dan pendapatnya ini didukung oleh
dokter doush dari swiss dalam bukunya “hayatu Muhammad”. Sedang Muler dari
jerman dalam bukunya “Al-Isam” menyatakan bahwa yang benar beliau dilahirkan
pada 570 milladiah
[2]
http://dangstars.blogspot.com/2013/01/sejarah-kelahiran-nabi-muhammad-saw-hingga-wafatnya.html
[3]
Asy-Syaikh Khalil Yasin, Muhammad dimata cendekiawan barat, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995) hal. 14
[4]
Khulasoh nurul yaqin
[5]
Umar Abdul Jabbar, Khulasoh nurul yakin (Surabaya: Maktabah Ibnu Ahmad
Nabhan) hal. 6
Dr. badri yatim, M.A, Sejarah peradaban islam
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) hal. 17
[6]
Assyekh Khalil Yasien, Muhammad dimata cendekiawan barat, (Jakarta : Gema
Insani Press,1995) hal 31-33.
[7]
https://www.facebook.com/notes/zia-ul-haq/rasulullah-ummiy-so-what-gitu-loh-2/213113685428588
di akses pukul 10.20 pada tanggal 28 juni 2014.
[8] http://www.scribd.com/doc/92581556/Nilai-Dasar-Politik-Islam,
Diakses pukul 10.43 tanggal 28 Juni 2014
[9] http://st287586.sitekno.com/article/10333/nilainilai-dasar-politik-dalam-islam.html
, Di akses pukul 10.42 tanggal 28 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar